Widget HTML #1

Prosedur Membuat Prakiraan Cuaca

Thumbnail Prakiraan Cuaca

PERSIAPAN
Prakiraan cuaca dibuat dengan mengumpulkan data tentang kondisi atmosfer saat ini dan pemahaman proses atmosfer untuk memprediksi bagaimana perubahannya. Sebelum prakiraan cuaca dibuat, seorang ahli meteorologi harus terlebih dahulu memahami kondisi cuaca saat ini dan apa yang menyebabkannya. Hal ini dilakukan dengan memeriksa sejumlah besar data observasi termasuk observasi permukaan, citra satelit, data radar, data radiosonde, data udara atas, profil angin, dan melihat secara visual. Adapun data-data yang dibutuhkan dalam pembuatan prakiraan cuaca adalah sebagai berikut :
  • Data Skala Global
  • Data Skala Synoptik
  • Data Lokal
Alur Prakiraan Cuaca
A. DATA SKALA GLOBAL


Penjelasan Parameter :
  • Jika nilai SOI negatif berhubungan dengan fenomena El-Nino
  • Jika nilai SOI positif berhubungan dengan fenomena La-Nina

Penjelasan Parameter :
  • Cek pada fase 4 dan 5, Jika lintasan berada dalam lingkaran kecil ditengah, MJO didefinisikan lemah dan jika berada di luar lingkaran, 
  • MJO dinyatakan kuat. Kontribusi MJO berpengaruh terhadap kecepatan terbentuknya serta intenstas dari periode El Nino dan La Nina.
3. OLR (Outgoing Longwave Radiation)

Penjelasan Parameter :
  • Warna biru menunjukkan anomali OLR negatif berhubungan dengan banyaknya awan, 
  • Sedangankan warna kuning ke merah berhubungan dengan sedikit awan.
4. SST (Sea Surface Temperature)

Cek suhu muka laut dan anomalinya :
Jika anomali suhu muka laut positif menunjukan bahwa suhu muka laut lebih hanggat dari normalnya sehingga uap air meningkat.

B. DATA SKALA SYNOPTIK

1. Streamline (Angin 3000 feet) 00.00 UTC  12.00 UTC BMKG
Monitoring keberadaan Badai tropis, Depresi tropis, Eddy, Shearline, konvergensi, dan lintasan angin melalui lautan atau benua yang menuju arah daerah prakiraan. Jika lintasan angin melalui permukaan laut dengan anomali suhu muka laut positif, menunjukan bahwa angin membawa cukup banyak uap air.

2. Angin 850 dan 200 HPA
Cek kecepatan angin dilapisan 850 dan 200 hpa :
  • Jika kecepatan <20 kt dan konvergen ada kemungkinan pertumbuhan awan.
  • Jika Kecepatan >20 kt, kemungkinan adanya pertumbuhan awan sangat kecil (Kurang mendukung proses konvektiv).
Cek stadium awan Cb (tingkat pertumbuhan hingga punah) kemungkinan terjadi jika :
  • angin 850 hpa terjadi  konvergensi dengan Kecepatan angin  >20 kt dan angin 200 hpa divergen dengan kecepatan angin >20 kt dan ini mengindikasikan bahwa updraft dan downdraft sama kuatnya,
  • Jika downraft lebih kuat dapat mengindikasikan terjadinya angin puting beliung.(Angin puting beliung peluang terbesar  terjadi hanya dari Cb)

3. RH 850 HPA, 700 HPA, dan  500 HPA
  • Jika Rh 850 hpa > 70% dan lapisan diatasnya Rh < 70 %, mengindikasikan pertumbuhan awan potensi hujan kemungkinan kecil.
  • Jika Rh 850 hpa hingga 500 hpa  > 70%  mengindikasikan bahwa uap air cukup banyak, Kemungkinan awan Cb telah tumbuh dan berpotensi hujan hingga intensitas lebat

C. DATA LOKAL

1. Data Observasi
Perhatikan keadaan cuaca yang sudah terjadi :
  • Untuk keperluan prakiraan harian digunakan data minimal 24 jam yang lalu.
  • Untuk keperluan prakiraan jangka pendek dapat digunakan data minimal 6 - 12 jam 
2. Data Satelit
Cutra Satelit Cuaca

3. Data Aerologi (Data Meteorologi Lapisan Atas)
Data aerologi digunakan untuk menentukan :
  • Nilai index stabilitas atmosfer (K-Indeks, Total-total Indeks, Lifthed Indeks dll)
  • Tingkat konvektivitas
  • Kandungan air di atmosfer (Rh 850 hpa hingga 500 hpa)
Link Data (Ogimet)

4. Data Klimatologi
  • Untuk mengetahui musim kemarau, musim hujan, dan bulan terjadi nya hujan maksimum dan minimum 
  • Frekuensi fenomena meteorologi

Update Prakiraan Cuaca Indonesia
Himawari Realtime
  





 

Post a Comment for "Prosedur Membuat Prakiraan Cuaca"

close