Seorang forecaster tidak dapat melukan anlaisisi tentang cuaca yang terjadi tanpa mempertimbangkan lautan dan pengaruhnya terhadap cuaca. Kita harus mempertimbangkan lautan karena hampir 71% permukaan bumi tertutup lautan dan lebih dari 97% air terkandung di dalamnya.
Image : NOAA
Peristiwa iklim utama, seperti El Niño, diakibatkan oleh perubahan suhu laut. Perubahan suhu ini kemudian berdampak pada peristiwa cuaca seperti angin topan, banjir dan kekeringan.
Sirkulasi Laut
Penyebab utama arus laut permukaan dunia adalah matahari. Pemanasan bumi oleh matahari telah menghasilkan pusat tekanan semi permanen di dekat permukaan. Ketika angin bertiup di atas lautan di sekitar pusat-pusat tekanan ini, gelombang permukaan dihasilkan dengan mentransfer sebagian energi angin, dalam bentuk momentum, dari udara ke air. Dorongan konstan di permukaan laut ini adalah gaya yang membentuk arus permukaan.
Di seluruh dunia, ada beberapa kesamaan arus. Misalnya, di sepanjang pantai barat benua, arus mengalir menuju ekuator di kedua belahan bumi. Ini disebut arus dingin karena membawa air dingin dari daerah kutub ke daerah tropis. Arus dingin di lepas pantai barat Amerika Serikat disebut Arus California.
Demikian juga, yang sebaliknya juga benar. Di sepanjang pantai timur benua, arus mengalir dari ekuator menuju kutub. Ada yang disebut arus hangat karena membawa air tropis hangat ke utara. Arus Teluk, di lepas pantai tenggara Amerika Serikat, adalah salah satu arus terkuat yang dikenal di mana pun di dunia, dengan kecepatan air hingga 3 mph (5 kph).
Arus laut akan berdampak besar pada cuaca jangka panjang di lokasi mana pun termasuk cuaca di Indonesia.
Sementara arus laut adalah sirkulasi level dangkal, ada sirkulasi global yang meluas hingga ke kedalaman laut yang disebut Great Ocean Conveyor. Disebut juga dengan sirkulasi termohalin, hal ini didorong oleh perbedaan massa jenis air laut yang dikendalikan oleh suhu (termal) dan salinitas (haline).
Di Samudra Atlantik utara, saat air permukaan mengalir ke utara, ia menjadi sangat dingin. Ketika air mendingin ke titik di mana es laut terbentuk, "garam" diekstraksi (artinya es laut adalah es air tawar). "Garam" yang diekstraksi membuat air di bawah es laut lebih padat sehingga menyebabkannya tenggelam ke dasar laut.
Image: NOAA
Gerakan ini mendorong arus laut dalam yang mengalir perlahan ke selatan. Rute arus adalah melalui Cekungan Atlantik di sekitar Afrika Selatan dan ke Samudra Hindia dan melewati Australia ke Cekungan Samudra Pasifik.
Jika air tenggelam di Samudra Atlantik Utara, maka air itu harus naik di tempat lain. Upwelling ini relatif meluas. Namun, sampel air yang diambil di seluruh dunia menunjukkan bahwa sebagian besar upwelling terjadi di Samudra Pasifik Utara.
Diperkirakan bahwa begitu air tenggelam di Samudra Atlantik Utara, dibutuhkan 1.000-1.200 tahun sebelum air dasar yang dalam dan asin itu naik kembali ke tingkat atas lautan lagi.
Angin Dan Gelombang
Angin tidak hanya menghasilkan arus, tetapi juga menciptakan gelombang. Saat angin bertiup melintasi permukaan air yang halus, gesekan atau gaya tarik antara udara dan air cenderung meregangkan permukaan. Saat gelombang terbentuk, permukaan menjadi lebih kasar dan lebih mudah bagi angin untuk mencengkeram permukaan air dan mengintensifkan gelombang.
Besarnya gelombang angin bergantung pada tiga hal:
- Kekuatan angin. Angin harus bergerak lebih cepat dari puncak gelombang agar energi dapat ditransfer.
- Durasi angin. Angin kencang yang tidak berhembus dalam waktu lama tidak akan menghasilkan gelombang besar.
- Jarak (Fetch). Ini adalah jarak tak terputus di mana angin bertiup tanpa perubahan arah yang signifikan.