Inilah Jawaban Mengapa Akir-akhir ini udara terasa panas

admin

Suhu udara panas akir-akir ini dipengaruhi oleh faktor klimatologis yang diamplifikasi oleh kondisi dinamika atmosfer skala regional dan skala meso yang menyebabkan udara terkesan menjadi panas dan sering menimbulkan pertanyaan, bahkan keresahan masyarakat.Kondisi ini bukanlah termasuk kondisi ekstrem yang membahayakan, seperti gelombang panas “heatwave”, namun masyarakat tetap diimbau untuk menghindari kondisi dehidrasi dan tetap menjaga kesehatan. Terkait dengan hal ini dapat dijelaskan beberapa faktor yang memicu suhu panas di Indonesia bulan Mei 2022 ini.

Puncak suhu maksimum, sebagian besar lokasi-lokasi pengamatan suhu udara di Indonesia, menunjukkan dua puncak suhu maksimum, yaitu pada bulan April/Mei dan September. Hal itu terkait dengan posisi gerak semu matahari dan kondisi cuaca cerah pada awal atau puncak musim kemarau. Suhu maksimum sekitar 36 derajat Celcius juga bukan merupakan suhu tertinggi yang pernah terjadi di Indonesia, karena rekor suhu tertinggi yang pernah terjadi adalah 40 derajat Celcius di Larantuka (NTT) pada 5 September 2012 lalu. Namun, anomali suhu yang lebih panas dibandingkan beberapa wilayah lainnya di Indonesia mengindikasikan faktor lain yang mengamplifikasi periode puncak suhu udara tersebut.
Sirkulasi masa udara juga memicu tertahannya masa udara panas di atas sebagain wilayah Sumatera dan Jawa, sehingga mengamplifikasi kondisi periode bulan Mei yang panas. Kondisi udara yang terasa panas dan tidak nyaman dapat disebabkan oleh suhu udara yang tinggi. Suhu udara tinggi terjadi pada udara yang kelembapannya tinggi, maka akan terkesan sumuk, sedangkan bila udaranya kering (kelembapan rendah) maka akan terasa panas yang menyengat.
Analisis iklim dasarian pada awal  Mei 2022 menunjukkan lebih hangatnya suhu muka laut di wilayah Samudera Hindia barat Sumatera dan Laut Jawa. Hal ini akan menambah suplai udara lembab akibat penguapan yang lebih intensif dari permukaan lautan.
Analisis sirkulasi angin menunjukkan adanya double vortex di bagian utara dan selatan belahan bumi sebelah barat Sumatera sebagai manifestasi dari aktifnya gelombang atmosfer MJO (Madden Julian Oscillation) di wilayaha tersebut juga di atas Pulau Kalimantan juga muncul vortex meskipun lebih lemah. Kondisi ini menyebabkan angin di atas sebagian wilayah Jawa dan Sumatera menjadi lemah dan cenderung stabil, sehingga udara yang lembap dan panas cenderung tertahan diatas wilayah Pulau Jawa.

Bagikan:

Tags

Leave a Comment